Wednesday, January 20, 2010

Jilbab


Jilbab cenderung menandakan bahwa yang memakainya adalah wanita yang memeluk agama Islam, tetapi itu tidak serta merta benar. Contohnya saja yang terjadi pada salah satu Sekolah Menengah Atas di kota Bukittinggi, tepatnya SMAN 2 Bukittinggi. Seluruh siswinya diwajibkan memakai jilbab setiap hari sekolah. Lalu bagaimana yang beragama non Islam (atau istilah kerennya ‘noni’)?? Dan Kepala Sekolah pun menjawab bahwa jilbab atau yang masyarakat Minangkabau sebut dengan Kerudung adalah pakaian khas adat Minangkabau, jadi seluruh siswi dengan beragam agama diwajibkan mengenakan jilbab ke sekolah demi melestarikan budaya Minangkabau.

Ada lagi fitrah jilbab yang melekat di benak masyarakat mengenai pemakaian jilbab. Wanita muslim yang mengenakan jilbab cenderung dianggap sebagai wanita yang tingkat iman dan taqwa nya sudah level advance, dan hal tersebut cenderung menjadi tameng bagi wanita muslim yang belum memakai jilbab untuk menunda pemakaiannya dengan berkata ‘belum siap’ atau ‘malu ah, belum ngerti apa-apa’. Walah… kenapa memakai jilbab itu dijadikan langkah akhir dalam peningkatan iman dan taqwa kita pada Allah SWT?? Kenapa memakai jilbab tidak dijadikan langkah awal??? kenapa nggak kan??

Saya pribadi contohnya. Saya sendiri belum bisa dikatakan muslimah yang ketaqwaannya sudah advance. Tetapi saya tahu bahwa jilbab adalah wajib, karena rambut pun aurat wanita, yang harus disembunyikan dari yang bukan mahramnya. Yang boleh tampak adalah wajah dan telapak tangan saja. Lalu apakah setelah mengetahui hal tersebut saya malah menyangkalnya dengan menunda? Dan mencari-cari alasan?? Itu sama saja dengan pembodohan terhadap diri sendiri bagi saya. Sudah tahu lalu mengapa pura-pura tidak tahu?? Lebih baik awam sekalian. Tetapi Allah tidak suka dengan manusia yang tidak mencari tahu. Nah, karena itulah saya memakai hijab ini, lebih menjaga diri dan kehormatan. Risikonya pun saya terima. Risiko seperti dugaan orang lain bahwa saya sangat alim (belum kok ^^), dan hamper setiap lewat di depan pemuda-pemuda, sering diucapkan salam. Sebenarnya lagi, saya tidak suka dengan orang-orang yang dengan seenaknya mengucapkan salam untuk menggoda wanita berjilbab yang lewat. Salam itu bukan mainan lho !!! karenanya saya cenderung acuh pada yang seperti itu. (maaf ya mas-mas yang sering saya cuekin…)

Ayo ukhti…. Lebarkan kain penutup mahkota mu, dan jadilah wanita yang semakin anggun :)

2 comments:

Titut said...

jilbab itu ga selamanya berkaitan dengan agama Islam, di beberapa negara timur tengah jilbab itu seperti pakaian sehari-hari karena tempat tinggal mereka merupakan padang pasir sehingga mereka harus menggunakan jilbab supaya pasirnya tidak melengket sampai ke rambut kalau tiba-tiba ada angin yang menerpa. Selain itu di Kristen Ortodoks (atau agama Kristen Kuno) masih ada yang mewajibkan umatnya menggunakan jilbab atau penutup kepala seperti kerudung kayak Agama yang dianut sama Roy Marten cuma memang tidak banyak. sedikit cerita, ibu aku pernah melihat seorang wanita di daerah pasar baru menggunakan baju panjang warna hitam, jilbab panjang dan cadar. suatu saat tiba-tiba angin bertiup kencang sekali, tak sengaja cadar wanita itu tertiup angin sehingga bagian dadanya agak sedikit terbuka disitu ibuku ngeliat mata kalung wanita itu yang bergambar salib jadi sebenarnya ga semua orang yang pakai jilbab bahkan sampai bercadar itu muslim. I agree with ur notes..

Elsha said...

comment yang sungguh menambah wawasan... makasih atas info nya ya tut..

anyway, aku bingung, blog mu yg mana jadinya?

Post a Comment