Monday, March 01, 2010

Tentang Tulus


Pernah membaca status seorang teman mengenai ketulusan.
Tidak ada yang sia-sia dalam ketulusan.

Benarkah?

I do not really agree

Sebelum terjadi salah paham saya akan menjelaskan bahwa saya bukannya tidak setuju dengan statement itu, tetapi lebih kepada latar belakang statement itu lahir.

Di sini yang kita bicarakan adalah Quantum Ikhlas

Sesuatu yang dijalankan dengan keikhlasan tidak akan diingat-ingat lagi, diingat di sini adalah dalam artian tidak diungkit-ungkit dan tidak memikirkan feed back apa yang akan didapatkan. Bahkan keikhlasan dan ketulusan itu bersifat gratis. Gratis. Balasan nol persen. No interest.

Lalu untuk apa kita membicarakan kesia-sia an?

Jika ikhlas, jika tulus, tidak ada kata-kata yang membahas ‘balasan’, tidak peduli apakah itu sia-sia atau tidak. Tidak akan memikirkan akibat yang kita dapat dari berbuat tulus. Semakin kita memikirkan perbuatan tulus kita hari kemarin, semakin kita tidak ikhlas, dan kita semakin mengharapkan imbalan, entah apa imbalan yang diinginkan,relative memang.

Untuk apa dibahas mengenai kesia-siaan dalam ketulusan?

Jangan

Hal itu hanya membuat keikhlasan dalam hati semakin luntur, kawan

Dibalik itu semua, mengenai statement tersebut, terlepas dari latar belakang mengapa si pembuat statement menyatakan itu – ikhlas atau tidaknya – saya juga berpendapat bahwa setiap energy yang kita pancarkan, akan berbalik pada kita juga. Positif, ataupun negative. Pilih mana? Itu tergantung value pada spiritual kita juga..

Pikirkan saja pendapat Allah SWT atas perbuatan kita. Pikirkan juga pemikiran dan perasaan orang lain oleh perbuatan kita, dan jangankan harapkan apapun lagi setelah itu. Biarkan semua lepas…

Demikian juga, jangan pikirkan ataupun harapkan apakah sia-sia keikhlasan kita.

Artinya kita tidak ikhlas. Atau tidak tulus

Merugilah…

0 comments:

Post a Comment